Manchester City, Musim 2024/2025 Premier League baru saja dimulai, dan gelaran kompetisi sepak bola tertinggi di Inggris ini sudah menunjukkan dinamika yang menarik.
Salah satu tim yang menjadi perhatian utama adalah Manchester United dan Manchester City. Namun, meskipun kedua klub ini memiliki reputasi besar dan sejarah yang cemerlang, banyak pengamat dan penggemar yang merasa bahwa musim ini mereka tidak diunggulkan untuk meraih gelar juara Premier League.
Mengapa hal ini terjadi? Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang membuat kedua tim Manchester tidak menjadi favorit utama untuk menjuarai Premier League musim ini. Dalam konteks MANCITY FAN ini, penting untuk mengeksplorasi berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan Guardiola, mulai dari kebutuhan taktis hingga adaptasi pemain baru terhadap sistem permainan tim.
Persaingan yang Semakin Ketat
Premier League selalu dikenal dengan kompetisi yang sangat ketat, di mana tim-tim besar saling berebut posisi puncak. Namun, musim ini, persaingan untuk gelar juara terasa lebih sengit dari sebelumnya. Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur telah melakukan berbagai pembelian pemain penting dan perbaikan dalam kualitas tim mereka. Liverpool, yang musim lalu sedikit tertinggal, kini kembali menjadi ancaman serius dengan skuat yang lebih seimbang dan kedalaman yang memadai. Begitu juga dengan Arsenal, yang tampil impresif musim lalu dan seakan semakin solid dalam perburuan gelar.
Manchester City, meski sedikit mengalami perubahan, masih menjadi tim favorit utama. Namun, klub-klub lain yang melakukan perbaikan skuat dan perkembangan pesat membuat persaingan menjadi lebih terbuka. Oleh karena itu, Manchester United dan Manchester City tidak bisa lagi dipandang sebagai kandidat juara yang tak terelakkan. Persaingan yang semakin ketat menjadikan posisi kedua klub ini dipertanyakan, terutama jika dibandingkan dengan kekuatan yang dimiliki oleh tim-tim pesaing mereka.
Performan Kurang Konsisten
Salah satu alasan mengapa Manchester United dan Manchester City tidak diunggulkan untuk juara Premier League musim ini adalah ketidakstabilan performa yang mereka tunjukkan dalam beberapa musim terakhir. Meskipun Manchester City masih terlihat solid di bawah Pep Guardiola, mereka telah kehilangan beberapa pemain kunci yang menjadi pilar utama tim. Kevin De Bruyne, misalnya, merupakan salah satu pemain yang sangat berpengaruh bagi City, dan absennya dia sangat terasa. Ditambah lagi dengan ketidakpastian terkait performa lini belakang mereka yang terkadang rapuh, Manchester City harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan dominasi mereka.
Sementara itu, Manchester United, meskipun memiliki beberapa pemain bintang, seperti Bruno Fernandes, Marcus Rashford, dan Rasmus Højlund, tidak mampu konsisten dalam menjaga performa terbaik mereka. Dalam beberapa musim terakhir, tim ini kerap mengalami kekalahan yang tidak diharapkan dan kesulitan dalam meraih kemenangan melawan tim-tim papan bawah. Di bawah arahan Erik ten Hag, United belum menunjukkan tanda-tanda akan menjadi penantang serius untuk gelar juara, terutama mengingat mereka masih menghadapi masalah dalam mencetak gol dan soliditas pertahanan.
Baca Juga: Manchester City Tetapkan Tenggat Waktu Bagi Guardiola untuk Memutuskan Kontrak
Masalah Perekrutan Pemain
Masalah transfer dan perekrutan pemain yang tidak sepenuhnya sesuai kebutuhan. Tim menjadi faktor penting yang mempengaruhi ambisi kedua tim Manchester untuk menjuarai Premier League. Manchester United, meskipun berusaha mendatangkan pemain-pemain baru, seringkali terhambat oleh masalah keuangan dan kegagalan dalam merekrut pemain dengan kualitas yang sebanding dengan klub-klub top lainnya. Skuat yang ada saat ini masih terlihat tidak cukup mendalam, dengan beberapa posisi, seperti bek tengah dan gelandang bertahan, masih membutuhkan tambahan pemain berkualitas.
Sementara itu, Manchester City meskipun secara finansial kuat. Harus menghadapi kenyataan bahwa mereka kehilangan beberapa pemain senior. Seperti Ilkay Gündogan dan Riyad Mahrez, yang telah memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan mereka di musim-musim sebelumnya. Meskipun Pep Guardiola berhasil mendatangkan beberapa pemain baru, belum ada jaminan bahwa para pemain tersebut dapat menggantikan peran pemain yang telah pergi dengan sempurna. Hal ini bisa menjadi tantangan besar bagi City dalam menjaga level permainan mereka di Premier League.
Faktor Cedera Pemain Kunci
Cedera pemain juga menjadi masalah besar yang dapat mempengaruhi jalannya kompetisi bagi kedua tim. Manchester City dan Manchester United sama-sama memiliki pemain bintang yang rawan cedera, yang jika terjadi dapat mengguncang konsistensi tim. Di Manchester United, pemain seperti Marcus Rashford dan Bruno Fernandes sering mengalami cedera yang mempengaruhi performa mereka di lapangan. Jika kedua pemain ini absen dalam waktu lama, kekuatan serangan United bisa terhambat, dan mereka akan kesulitan untuk meraih hasil maksimal.
Di sisi lain, Manchester City juga menghadapi masalah cedera dengan pemain-pemain seperti Kevin De Bruyne dan Jack Grealish. Jika para pemain kunci mereka absen dalam jangka waktu panjang, itu akan sangat. Memengaruhi gaya permainan dan kualitas permainan tim secara keseluruhan. Dalam sebuah kompetisi yang sangat ketat. Seperti Premier League, ketergantungan pada pemain-pemain bintang sangat berisiko, karena cedera dapat terjadi kapan saja dan memengaruhi jalannya musim.
Taktik dan Strategi Pelatih
Meski Pep Guardiola diakui sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Deberapa musim terakhir menunjukkan bahwa meskipun City tetap kompetitif, mereka sering kali kurang dalam hal fleksibilitas taktik. Sering kali, Guardiola terlalu mengandalkan filosofi permainan khasnya, yang menuntut penguasaan bola dan serangan dominan. Namun, hal ini terkadang dapat menjadi kelemahan, terutama ketika menghadapi tim-tim yang lebih direct dan tidak memberikan banyak ruang bagi City untuk berkembang.
Di sisi lain, Erik ten Hag yang melatih Manchester United masih dalam tahap penyesuaian. Dengan filosofi dan strategi yang ia terapkan. Meski United telah mengalami beberapa perbaikan, tim ini masih belum dapat menemukan konsistensi dalam pendekatan permainan mereka. Taktik yang diterapkan oleh Ten Hag kadang-kadang. Bisa terbaca lawan, dan hal ini membuat United kesulitan saat menghadapi tim-tim yang bermain lebih agresif atau lebih terorganisir.
Ketidakpastian Posisi Manajer
Selain faktor-faktor di atas, ketidakpastian posisi manajer juga menjadi masalah bagi kedua tim Manchester. Di Manchester United, meskipun Erik ten Hag mendapatkan dukungan, namun ada kekhawatiran mengenai masa depannya jika hasil yang didapat tidak memuaskan. Manchester United, dengan sejarah besarnya, selalu menginginkan kesuksesan jangka panjang dan siap untuk membuat perubahan besar jika situasi tidak berubah. Ini bisa menjadi gangguan bagi tim dalam upaya mereka meraih gelar.
Begitu juga dengan Manchester City. Meskipun Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih jenius, masa depan Guardiola di. City mungkin tidak terlalu lama mengingat usia dan keputusan-keputusan transfer yang diambil. Ketika ketidakpastian seperti ini muncul, maka dapat mempengaruhi keseimbangan dan fokus tim.
Kesimpulan
Musim ini, baik Manchester United maupun Manchester City menghadapi banyak tantangan yang menghalangi mereka untuk menjadi favorit juara Premier League. Dengan persaingan yang semakin ketat, masalah cedera, ketidakstabilan performa, dan kurangnya konsistensi dalam perekrutan pemain, kedua tim ini tidak dapat dianggap sebagai unggulan utama. Meskipun mereka memiliki skuad berkualitas dan manajer yang berpengalaman.
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas membuat mereka harus berjuang keras untuk bisa kembali bersaing di puncak klasemen. Mungkin, musim ini adalah musim di mana kejutan bisa terjadi. Dan klub-klub lain seperti Arsenal, Liverpool, atau bahkan Chelsea dapat muncul sebagai penantang serius untuk gelar juara Premier League. Buat kalian yang tidak ingin ketinggalan informasi terupdate mengenai seputaran tentang SEPAK BOLA INTERNATIONAL, kalian bisa kunjungi MANCITY 365.